LANDASAN
FILOSOFIS
Kata
filosofis atau filsafat berasal dari bahasa Yunani: Philos berarti cinta dan
sophos berarti bijaksana, jadi filosofis berarti kecintaan terhadap
Kebijaksanaan. Sikun pribadi mengartikan filsafat sebagai suatu “usaha manusia
untuk memperoleh pandangan atau konsepsi tentang segala yang ada, dan apa makna
hidup manusia di alam semesta ini”. Filsafat mempunyai fungsi dalam kehidupan
manusia, yaitu bahwa : 1) Setiap manusia harus mengambil keputusan atau
tindakan, 2) Keputusan yang diambil adalah keputusan diri sendiri 3) Dengan
berfilsafat dapat mengurangi salah paham dan konflik, dan 4) Untuk menghadapi
banyak kesimpangsiuran dan dunia yang selalu berubah. Dengan berfilsafat
seseorang akan memperoleh wawasan atau cakrawala pemikiran yang luas sehingga
dapat mengambil keputusan yang tepat (Muhibbin Syah. 2003) mengemukakan
pendapat James Cribin tentang prinsip-prinsip filosofis dalam bimbingan sebagai
berikut: a. Bimbingan hendaknya didasarkan kepada pengakuan akan kemuliaan dan
harga diri individu dan hak-haknya untuk mendapat bantuannya. b. Bimbingan
merupakan proses yang berkeseimbangan c. Bimbingan harus Respek terhadap
hak-hak klien d. Bimbingan bukan prerogatif kelompok khusus profesi kesehatan
mental e. Fokus bimbingan adalah membantu individu dalam merealisasikan potensi
dirinya f. Bimbingan merupakan bagian dari pendidikan yang bersifat
individualisasi dan sosialisas B. Landasan Historis Secara umum, konsep
bimbingan dan konseling telah lama dikenal manusia melalui sejarah. Sejarah
tentang pengembangan potensi individu dapat ditelusuri dari masyarakat yunani
kono. Mereka menekankan upaya-upaya untuk mengembangkan dan menguatkan individu
melalui pendidikan. Plato dipandang sebagan koselor Yunani Kuno karena dia
telah menaruh perhatian besar terhadap masalah-masalah pemahaman psikologis
individu seperti menyangkut aspek isu-isu moral, pendidikan, hubungan dalam
masyarakat dan teologis.( Nana Syaodih Sukmadinata. 2005.) . C. Landasan
Religius Dalam landasan religius BK diperlukan penekanan pada 3 hal pokok: a.
Keyakinan bahwa mnusia dan seluruh alam adalah mahluk tuhan b. Sikap yang
mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan kearah dan sesuai
dengan kaidah-kaidah agama c. Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya
secara optimal suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai
dengan kaidah-kaidah agama untuk membentuk perkembangan dan pemecahan masalah
individu D. Landasan Psikologis Landasan prikologis dalam BK memberikan
pemahaman tentang tingkah laku individu yang menajadi sasaran (klien). Hal ini
sangat penting karena bidang garapan bimbingan dan konseling adalah tingkah
laku klien, yaitu tingkah laku yang perlu diubah atau dikembangkan untuk
mengatasi masalah yang dihadapi E. Landasan Sosial Budaya Kebudayaan akan
bimbingan timbul karena terdapat faktor yang menambah rumitnya keadaan
masyarakat dimana individu itu hidup. Faktor-faktor tersebut seperti perubahan
kontelasi keuangan, perkembagan pendidikan, dunia-dunia kerja, perkembangan
komunikasi dll (Gerlald Corey. 2003.) MC Daniel memandang setiap anak, sejak
lahirnya harus memenuhi tidak hanya tuntutan biologisnya, tepapi juga tuntutan
budaya ditempat ia hidup, tuntutan Budaya itu menghendaki agar ia mengembangkan
tingkah lakunya sehingga sesuai dengan pola-pola yang dapat diterima dalam
budaya tersebut. F. Landasan ilmiah dan Teknologis Pelayanan bimbingan dan
konseling merupakan kegiatan professional yang memiliki dasar-dasar keilmuan,
baik yang menyangkut teori-teorinya, pelaksanaan kegiatannya, maupun
pengembangan-pengembangan layanan itu secara berkelanjutan. BAB IV HUBUNGAN
BIMBINGAN KONSELING DENGAN ILMU – ILMU LAINNYA 1. ILMU FILSAFAT Filsafat
merupakan ilmuyang memberikan arahan dan pemahaman khususnya bagi konselor
dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih bisa
dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun estetis. Filsafat dalam
bimbingan dan konseling bertujuan untuk usaha mencari jawaban yang hakiki atas
pertanyaan filosofis tentang : apakah manusia itu ? Untuk menemukan jawaban
atas pertanyaan filosofis tersebut, tentunya tidak dapat dilepaskan dari
berbagai aliran filsafat yang ada, mulai dari filsafat klasik sampai dengan
filsafat modern dan bahkan filsafat post-modern. Dari berbagai aliran filsafat yang
ada, para penulis Barat .(Victor Frankl, Patterson, Alblaster & Lukes,
Thompson & Rudolph, dalam Prayitno, 2003) telah mendeskripsikan tentang
hakikat manusia sebagai berikut : * Manusia adalah makhluk rasional yang mampu
berfikir dan mempergunakan ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya. *
Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya apabila dia
berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya. * Manusia
berusaha terus-menerus memperkembangkan dan menjadikan dirinya sendiri
khususnya melalui pendidikan. * Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi
baik dan buruk dan hidup berarti upaya untuk mewujudkan kebaikan dan
menghindarkan atau setidak-tidaknya mengontrol keburukan. * Manusia memiliki
dimensi fisik, psikologis dan spiritual yang harus dikaji secara mendalam. *
Manusia akan menjalani tugas-tugas kehidupannya dan kebahagiaan manusia
terwujud melalui pemenuhan tugas-tugas kehidupannya sendiri. * Manusia adalah
unik dalam arti manusia itu mengarahkan kehidupannya sendiri. * Manusia adalah
bebas merdeka dalam berbagai keterbatasannya untuk membuat pilihan-pilihan yang
menyangkut perikehidupannya sendiri. Kebebasan ini memungkinkan manusia berubah
dan menentukan siapa sebenarnya diri manusia itu dan akan menjadi apa manusia
itu. * Manusia pada hakikatnya positif, yang pada setiap saat dan dalam suasana
apapun, manusia berada dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan
berkemampuan untuk melakukan sesuatu. 2. ILMU PSIKOLOGI Psikologis merupakan
ilmu yang dapat memberikan pemahaman bagi konselor tentang perilaku individu
yang menjadi sasaran layanan (klien). Untuk kepentingan bimbingan dan
konseling, beberapa kajian psikologi yang perlu dikuasai oleh konselor adalah
tentang : (a) motif dan motivasi; (b) pembawaan dan lingkungan, (c)
perkembangan individu; (d) belajar; dan (e) kepribadian. 3. ILMU SOSIAL-BUDAYA
ILMU sosial-budaya merupakan ilmu yang dapat memberikan pemahaman kepada
konselor tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang
mempengaruhi terhadap perilaku individu. Seorang individu pada dasarnya
merupakan produk lingkungan sosial-budaya dimana ia hidup. Sejak lahirnya, ia
sudah dididik dan dibelajarkan untuk mengembangkan pola-pola perilaku sejalan
dengan tuntutan sosial-budaya yang ada di sekitarnya. Prayitno (2003)
mengemukakan lima macam sumber hambatan yang mungkin timbul dalam komunikasi
sosial dan penyesuain diri antar budaya, yaitu : (a) perbedaan bahasa; (b)
komunikasi non-verbal; (c) stereotipe; (d) kecenderungan menilai; dan (e)
kecemasan. Terkait dengan layanan bimbingan dan konseling di Indonesia, (Moh.
Surya. 2006) mengetengahkan tentang tren bimbingan dan konseling multikultural,
bahwa bimbingan dan konseling dengan pendekatan multi kultural sangat tepat
untuk lingkungan berbudaya plural seperti Indonesia. Bimbingan dan konseling
dilaksanakan dengan landasan semangat bhinneka tunggal ika, yaitu kesamaan di
atas keragaman. Layanan bimbingan dan konseling hendaknya lebih berpangkal pada
nilai-nilai budaya bangsa yang secara nyata mampu mewujudkan kehidupan yang
harmoni dalam kondisi pluralistik. 4. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang memiliki
dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori maupun prakteknya. Pengetahuan
tentang bimbingan dan konseling disusun secara logis dan sistematis dengan
menggunakan berbagai metode, seperti: pengamatan, wawancara, analisis dokumen,
prosedur tes, inventory atau analisis laboratoris yang dituangkan dalam bentuk
laporan penelitian, buku teks dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya. Sejalan
dengan perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi berbasis komputer,
sejak tahun 1980-an peranan komputer telah banyak dikembangkan dalam bimbingan
dan konseling. Menurut Gausel (Prayitno, 2003) bidang yang telah banyak
memanfaatkan jasa komputer ialah bimbingan karier dan bimbingan dan konseling
pendidikan. (Moh. Surya. 2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan
teknologi komputer interaksi antara konselor dengan individu yang dilayaninya
(klien) tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapat juga
dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya).
DAFTAR PUSTAKA Gerlald Corey.
2003. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi (Terj. E. Koswara), Bandung :
Refika Moh. Surya. 1997. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung PPB –
IKIP Bandung Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo
Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung :
P.T. Remaja Rosdakarya. Prayitno. 2003. Wawasan dan Landasan BK (Buku II).
Depdiknas : Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar